LAPORAN HASIL PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH
PENINGKATAN KOMPETENSI ICT GURU KELAS
DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR
MELALUI SUPERVISI PADA
GURU KELAS
SEKOLAH DASAR NEGERI CIJOHO
KECAMATAN
TEGALBULEUD KABUPATEN SUKABUMI
Disusun oleh :
OCANG MULYADI,S.Pd
NIP: 197003051991111001
KEPALA SD NEGERI CIJOHO
OCANG MULYADI,S.Pd
NIP: 197003051991111001
KEPALA SD NEGERI CIJOHO
UPTD PENDIDIKAN KECAMATAN TEGALBULEUD
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SUKABUMI
2012
LEMBAR PENGESAHAN
PENINGKATAN
KOMPETENSI ICT GURU KELAS
DALAM
PROSES BELAJAR MENGAJAR
MELALUI
SUPERVISI PADA GURU KELAS
SEKOLAH
DASAR NEGERI CIJOHO
KECAMATAN
TEGALBULEUD KABUPATEN SUKABUMI
DISETUJUI
DAN DISYAHKAN OLEH :
PENGAWAS SD PENGAWAS
SD
USMAN EFFENDI,S.IP AAN
KOSASIH
NIP : 19620712198301002 NIP
: 195209111974031001
DISETUJUI
DAN DISYAHKAN OLEH :
KEPALA
UPTD PENDIDIKAN KEC.TEGALBUPLEUD
Drs,UJU BASUKI SLAMET
NIP :196201011982061002
( i )
ABSTRAK
Peningkatan Kompetensi ICT Guru Kelas Dalam Proses Belajar
Mengajar Melalui Supervisi Pada Guru Kelas Sekolah Dasar Negeri Cijoho
Kecamatan Tegalbuleud Kabupaten Sukabumi.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh (a) masih rendahhnya kompetensi guru kelas
yang tidak berlatar belakang pendidikan ICT, (b) banyaknya guru kelas hanya
kompeten dalam bidang pelajaran tertentu yang bukan ICT, (c) tidak semua guru
kelas, terutama yang berstatus honorer, berkesempatan mengikuti penataran atau
diklat ICT, dan (d) jarangnya kegiatan KKG Bidang ICT kecamatan Tegalbuleud yang
khusus membahas ICT tersebut, sehingga rencana pelaksanaan pembelajaran jarang
bahkan belum pernah menggunakan ICT.
Dengan tujuan untuk mengetahui (a) pengaruh Peningkatan Kompetensi ICT Guru
Kelas Dalam Proses Belajar Mengajar Melalui Supervisi Pada Guru Kelas Sekolah Dasar Negeri Cijoho
Kecamatan Tegalbuleud Kabupaten Sukabumi, dan (b) aktivitas guru kelas dalam
menggunakan media tekhnologi komunikasi informasi, digunakan metode penelitian
tindakan sekolah (PTS) dengan dua siklus yang masing-masing siklusnya terdiri
dari tahap (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan perbaikan, (3) observasi,
dan (4) refleksi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (a) terjadi peningkatan kompetensi ICT Guru
Kelas Melalui Supervisi Pada Guru Kelas Sekolah Dasar Negeri Cijoho Kecamatan
Tegalbuleud Kabupaten Sukabumi. Penilaian melalui Rubrik Penilaian Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran pada siklus 1 yang mencapai nilai 119, berada pada
katagori baik, dan hasil penilaian pada siklus kedua yang mencapai nilai 151,
berada pada katagori sangat baik, dan (b) aktivitas guru dalam pelaksanaan
pemebelajaran pada siklus kedua lebih baik daripada pada saat siklus kesatu.
Penilaian melalui Rubrik Penilaian Aktivitas Guru dalam proses belajar mengajar
selama pada siklus kesatu yang mencapai
nilai 30 atau tergolong baik, dan pada sikulus kedua mencapai nilai 36, yang
berati tergolong sangat baik.
Berdasarkan hasil penelitian ini penulis merekomendasikan kepada kepada guru
kelas agar mengoptimalkan perannya sebagai perencana, pengorganisir, dan pelaku
pembelajaran, kepada kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Tegalbuleud agar memfasilitasi
guru kelas untuk meningkatkan kompetensi
ICTnya sehingga berimbas pada peningkatan mutu pendidikan di sekolah, kepada
Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dan
Depdiknas agar lebih sering memfasilitasi kegiatan Diklat ICT dengan
mengikutsertakannya dalam berbagai diklat sehingga dapat meningkatkan mutu
pendidikan di Sekolah Dasar Negeri Cijoho khususnya dan di Indonesia pada
umumnya.
( ii )
KATA
PENGANTAR
Puji syukur dengan ucapan Alhamdulillah saya panjatkan ke hadirat Allah SWT.
atas segala rahmatNya yang telah menjadikan laporan penelitian tindakan sekolah
(PTS) dengan judul Peningkatan Kompetensi ICT Guru Kelas Melalui Supervisi Pada Guru Kelas Sekolah Dasar Negeri Cijoho
Kecamatan Tegalbuleud Kabupaten Sukabumi ini dapat penulis selesaikan.
PTS ini dipicu oleh kondisi (a) masih terdapatnya guru kelas yang tidak berlatar
belakang pendidikan ICT , (b) banyaknya guru kelas yang hanya kompeten dalam pelajaran
tertentu yang bukan ICT, (c) jarangnya kegiatan KKG Kecamatan Tegalbuleud yang
khusus membahas ICT tersebut. Sehingga penulis memandang perlunya pemerataan
(peningkatan) kompetensi ICT guru kelas melalui supervise pada Guru kelas sekolah
dasar negeri Cijoho Kecamatan Tegalbuleud Kabupaten Sukabumi
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan PTS ini tidak menutup
kemungkinan masih terdapat kekurangan dari berbagai segi, mungkin
sistematikanya, mungkin isinya, maupun segi kebahasaannya. Oleh karena itu,
kritik dan saran dari pembaca umumnya sangat penulis harapkan. Betapapun
begitu, penulis tetap berharap laporan PTS ini bisa memberikan kontribusi
kepada dunia pendidikan umumnya dan kepda pengawas sekolah dalam melaksanakan
tugas kepengawasannya khususnya.
Terima kasih.
Penulis
( iii )
( iii )
UCAPAN
TERIMA KASIH
Assalamualaikum wr. Wb.
Yang pertama kali penulis ingat setelah memanjatkan puji syukur kepada Allah
Subhanahu wa ta’ala adalah pihak-pihak yang telah memberikan bantuan, baik
berupa bantuan material, dorongan moral dan spiritual, sumbangan tenaga dan
panjatan do’a, baik langsung maupun tak langsung sehingga laporan penelitian
tindakan sekolah (PTS) dengan judul Peningkatan Kompetensi ICT Guru Kelas
Melalui Supervisi Kelas Pada Guru Kelas Sekolah Dasar Negeri Cijoho Kecamatan
Tegalbuleud Kabupaten Sukabumi ini dapat penulis selesaikan
Atas semua kontribusi tersebut, dengan penuh rasa takzim, penulis ucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya, terutama kepada:
1.
Bapak Drs Uju Basuki Slamet, Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Tegalbuleud
2.
Bapak Usman Effendi,S.IP Pengawas SD Kecamatan Tegalbuleud
3.
Bapak Aan Kosasih Pengawas SD Kecamatan Tegalbuleud
4.
Guru-guru Sekolah Dasar Negeri Cijoho
5.
Rekan-rekan kepala sekolah se-kecamatan Tegalbuleud
Semoga semua yang telah mereka kontribusikan mendapat balasan kebaikan yang
berlipat ganda dari Allah SWT. Amin.
Penulis
( iv )
( iv )
DAFTAR
ISI
Halaman
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
UCAPAN TERIMA KASIH
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Alternatif Pemecahan
Masalah
D. Tujuan
Penelitian
E. Manfaat Hasil
Penelitian
1. Manfaat
Teoritis
2. Manfaat
Praktis
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kompetensi Pedagogik
Guru
B. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
C. Workshop pada Kegiatan Musyawarah
Guru Mata Pelajaran
(MGMP)
1. Pengertian KKG
2. Prinsip Kerja KKG
3. Peran KKG
4. Fungsi MGMP
dalam Konteks Manajemen
Sekolah
5. Materi Kegiatan KKG
6. Workshop pada
Kegiatan KKG
BAB III METODE
PENELITIAN
A. Metode Penelitian Tindakan
Sekolah
B. Subyek Penelitian
C. Definisi Operasional
D. Instrumen (Alat) Pengumpul Data
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
2. Wawancara
(Diskusi)
3. Studi
Dokumenter
4. Studi Pustaka
F. Lokasi Penelitian (Kondisi
Sosial)
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
A. Orientasi
B. Pelaksanaan Tindakan Perbaikan
1. Pelaksanaan
Tindakan Perbaikan Siklus Kesatu
2. Pelaksanaan
Tindakan Perbaikan Siklus Kedua
C. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Orientasi
2. Pelaksanaan
Tindakan Perbaikan Siklus kesatu
3. Pelaksanaan
Tindakan Perbaikan Siklus Kedua
4. Jawaban
terhadap Rumusan Masalah
BAB V KESIMPULAN DAN
REKOMENDASI
A. Kesimpulan
B. Rekomendasi
1. Kepada Guru
kelas
2. Kepada Kepala
UPTD Pendidikan Kecamatan Tegalbuleud
3. Kepada Dinas
Pendidikan KabupatenSukabumi Provinsi Jawa Barat dan
Depdiknas
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN
A. Rubrik Penilaian Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
B. Rubrik Penilaian Aktivitas Guru dalam
Proses Belajar Mengajar
C. Rubrik Penilaian Aktivitas Guru dalam Proses Penyusunan Rencana Pelaksanaan
C. Rubrik Penilaian Aktivitas Guru dalam Proses Penyusunan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP)
D. Pedoman Wawancara untuk Mengetahui Kendala yang Ditemukan Guru Kelas
D. Pedoman Wawancara untuk Mengetahui Kendala yang Ditemukan Guru Kelas
dalam Menyusun
RPP
E. Contoh RPP yang Lengkap dan
Sistematis
F. Foto-foto
Kegiatan
BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan adalah upaya yang secara sadar dirancang untuk membantu seseorang
atau sekelompok orang dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, pandangan hidup,
sikap hidup, dan keterampilan hidup baik yang bersifat manual individual maupun
sosial (Sagala, 2006 : 1). Upaya sadar untuk mengembangkan kepribadian dan
kemampuan siswa tersebut dapat diselenggarakan dalam berbagai bentuk. Ada yang
diselenggarakan secara sengaja, terencana, terarah dan sistematis seperti pada
pendidikan formal, ada yang diselenggarakan secara sengaja, akan tetapi tidak
terencana dan tidak sistematis seperti yang terjadi di lingkungan keluarga
(pendidikan informal), dan ada yang diselenggarakan secara sengaja dan
berencana, di luar lingkungan keluarga dan lembaga pendidikan formal, yaitu
melalui pendidikan non formal.
Apapun bentuk penyelenggarannya, secara umum pendidikan bertujuan untuk
membantu anak-anak atau peserta didik mencapai kedewasaannya masing-masing,
sehingga mereka mampu berdiri di lingkungan masyarakatnya. Untuk masyarakat
kita, sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 3, pendidikan berfungsi dan bertujuan
sebagai berikut:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Agar pendidikan bisa berfungsi dan mencapai tujuan seperti dirumuskan dalam
undang-undang tersebut, maka pendidikan harus ”diadministrasikan”, atau
dikelola dengan mengikuti ilmu administrasi. Yang paling sederhana,
administrasi menurut Henry Fayol diartikan sebagai fungsi dalam organisasi yang
unsur-unsurnya adalah perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
pemberian perintah (commanding), pengkoordinasian (coordinating), dan
pengawasan (controlling) (Sagala, 2006 : 23).
Pada level ujung tombak pendidikan, yaitu pada proses pembelajaran oleh guru di
kelas, betapapun administrasinya tidak serumit oraganisasi yang melibatkan
banyak personal, fungsi-fungsi administrasi yang disebutkan Henry Fayol
tersebut sebaiknya tetap ada, sebab tanpa itu pencapaian tujuan pembelajaran
akan susah dicapai. Dalam kaitannnya dengan fungsi-fungsi administrasi ini,
lebih spesifik dalam hal proses belajar mengajar, Gage dan Berliner dalam
Makmun (2005 : 23) mengemukakan tiga fungsi atau peran guru dalam proses
tersebut, yaitu sebagai :
1)
Perencana (planner) yang harus mempersiapkan apa yang harus dilakukan di
dalam
proses belajar-mengajar (pre-teaching problems).
2)
Pelaksana (organizer) yang harus menciptakan situasi, memimpin,
merangsang,
menggerakkan, dan mengarahkan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan
rencana,
bertindak sebagai nara sumber (source person), konsultan kepemimpinan (leader),
yang
bijaksana dalam arti demokratis dan humanistik (manusiawi) selama proses
berlangsung
(during teaching problems).
3)
Penilai (evaluator) yang harus mengumpulkan, menganalisis, menafsirkan dan
akhirnya
harus memberikan pertimbangan (judgement) atas tingkat keberhasilan
belajar
mengajar tersebut berdasarkan kriteria yang ditetapkan baik mengenai aspek
keefektifan
prosesnya, maupun kualifikasi produk (output)-nya.
Dalam menyoroti salah satu peran guru dalam proses pembelajaran, yaitu sebagai
perencana pembelajaran, setiap guru pada satuan pendidikan, termasuk guru kelas
berupaya meningkatkan kompetensi ICT agar pembelajaran efektif dan bermutu.
Pembelajaran yang berlangsung secara efektif dan bermutu akan berimplikasi pada
peningkatan mutu proses dan hasil belajar peserta didik.
Guru Kelas V ( Lima ) telah melaksanakan proses belajar mengajar
dengan didukung ICT. Namun masih ditemukan berbagai kekurangan baik menyangkut
persiapan sebelum pelaksanaan proses belajar mengajar, dalam penyusunan RPP..
Kekurangan itu antara lain :
1.
Sebelum penyusunan RPP :
a. Sebagian besar guru tidak menentukan kriteria ketuntasan minimal KKM.
b. Sebagian guru tidak membuat sendiri silabus mata pelajaran.
2.
Dalam Penyusunan RPP :
a. Sebagian besar guru kurang menjelaskan apa yang dilakukan siswa selama
berlangsungnya pembelajaran dalam rencana kegiatan pembelajarannya.
b. Sebagian besar guru tidak menjelaskan sumber belajar dengan rinci.
c. Sebagian besar guru tidak menjelaskan (1) bentuk instrumen evaluasi, (2)
format /
lembaran evaluasi atau butir soal (free test dan post test), (3)
pedoman penilaian, dan
(4) kunci jawaban, dalam evaluasi proses dan hasil belajar siswa.
d. Sebagaian besar guru tidak merencanakan tindak lanjut setelah selesai
pembelajaran
(pembelajaran remedial, program pengayaan, layanan konseling atau tugas
individu /
kelompok) dalam kaitan antara KKM mata pelajaran dengan nilai yang
dicapai siswa.
3.
Pelaksanaan pembelajaran :
a. Sebagian besar guru tidak berpedoman sepenuhnya pada RPP dalam
pelaksanan
pembelajarannya.
Semua itu terkait dengan kondisi di lapangan bahwa : (a) Semua guru kelas tidak
berlatar belakang pendidikan ICT, (b) banyaknya guru kelasyang hanya kompeten
dalam cabang pelajaran tertentu yang bukan ICT, (c) tidak semua guru kelas,
terutama yang berstatus honorer, berkesempatan mengikuti penataran atau diklat
ICT, (d) jarangnya kegiatan KKG ICT
kabupaten Sukabumi yang khusus membahas ICT tersebut.
Kondisi yang demikian menjadikan persepsi guru kelas mengenai ICT yang harus
dikuasai sebelum melaksanakan pembelajaran di kelas, studio atau tempat belajar
lainnya menjadi kurang dikuasi. Misalnya masih terdapat guru yang belum
memahami operasi computer dan infoku, apalagi mengenai Internet. Kekurangan ini
tentu saja akan menghambat upaya peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran
Guru Kelas , karena kompetensi-nya tidak dikuasai dengan baik. Padahal,
keberhasilan sebuah kegiatan, lebih dari 50% ditentukan oleh kompetensi yang
baik, sehingga keberhasilan pembelajaran pun amat ditentukan oleh kompetensi
guru.
Dengan memahami kondisi yang demikian, maka dipandang perlu adanya upaya untuk
meningkatkan kemampuan atau kompetensi ICT Guru Kelas Melalui Supervisi Pada
Guru Kelas Sekolah Dasar Negeri Cijoho Kecamtan Tegalbuleud Kabupaten Sukabumi
B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas, dapat dirumuskan bahwa yang
menjadi masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah supervise kelas dapat meningkatkan kompetensi ICT Guru kelas Pada
Guru Kelas
Sekolah Dasar Negeri Cijoho
Kecamatan Tegalbuleud Kabupaten Sukabumi ?
2. Bagaimanakah aktivitas guru kelas dalam peningkatan kompetensi ICT Guru Kelas
2. Bagaimanakah aktivitas guru kelas dalam peningkatan kompetensi ICT Guru Kelas
Melelaui Supervisi Pada Guru Kelas Sekolah Dasar Negeri Cijoho Kecamatan
Tegalbuleud
Kabupaten Sukabumi? Rumusan masalah kedua diuraikan lagi menjadi
:
a. Bagaimana guru kelas dalam mempersiapkan penyusunan RPP sebelum
pelaksanaan proses belajar mengajar ?
b. Bagaimana guru kelas dalam melaksanakan proses belajar mengajar ?
c. Kendala apa yang ditemukan guru kelas dalam peningkatan kompetensi ICT
a. Bagaimana guru kelas dalam mempersiapkan penyusunan RPP sebelum
pelaksanaan proses belajar mengajar ?
b. Bagaimana guru kelas dalam melaksanakan proses belajar mengajar ?
c. Kendala apa yang ditemukan guru kelas dalam peningkatan kompetensi ICT
melalui supervise kelas ?
C. ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
C. ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
Sebelum menetukan tindakan apa yang dianggap dapat meningkatkan kompetensi ICT
Guru Kelas, terlebih dahulu penulis melakukan pengkajian berbagai teori belajar
dan pendidikan, kondisi keorganisasian guru (KKG), baik melalui studi pustaka,
diskusi dengan pakar dan teman sejawat dan guru-guru. Hasilnya diperoleh
beberapa alternatif tindakan yang dihipotesiskan dapat meningkatkan kompetensi
ICT Guru Kelas melalui supervise kelas. Alternatif-alternatif tindakan tersebut
antara lain :
1. Melalui supervisi akademik,
dengan melakukan kunjungan kelas (class visit) ke SD Inti
Rancaerang.
2. Melalui sharing pada kegiatan KKG Bermutu Kecamatan Tegalbuleud
3. Melalui sharing pada kegiatan KKKS Bermutu Kecamatn Tegalbuleud
2. Melalui sharing pada kegiatan KKG Bermutu Kecamatan Tegalbuleud
3. Melalui sharing pada kegiatan KKKS Bermutu Kecamatn Tegalbuleud
Betapapun intensif, alternatif pertama dipandang akan memakan waktu, tenaga dan
biaya, karena berarti harus melakukan kunjungan ke sekolah inti dan tempat KKKS
Bermutu, dengan harus diawali dulu membuat kesepakatan jadwal kunjungan dengan
mempertimbangkan berbagai kegiatan sekolah tempat masing-masing guru bertugas.
Alternatif kedua betapapun lebih ringan daripada alternatif pertama, namun
tetap masih membutuhkan waktu, tenaga dan biaya yang banyak.
Akhirnya pilihan jatuh ke alternatif ketiga. Alternatif ini dipandang lebih
efektif dan efisien karena dilakukan satu atau dua kali pertemuan di SD Inti
Rancaerang. Kegiatan yang berupaya untuk meningkatkan kompetensi ICT Guru Kelas
melalui supervise kelas ini bisa memungkinkan terjadinya sharing pengetahuan
yang menjangkau seluruh guru kelas dengan lebih komprehensif, sehingga mereka
akan memiliki persepsi yang relatif sama mengenai Fungsi dan manfaat ICT untuk
mata pelajaran yang mereka ajarkan.
D. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan utama dari penelitjan ini adalah untuk mengetahui :
1. Pengaruh peningkatan kompetensi
ICT Guru kelas melalui supervise kelas pada guru kelas
Sekolah Dasar Negeri Cijoho Kecamatan Tegalbuleud.
2. Aktivitas guru kelas dalam menyusun RPP, tujuan kedua ini diuraikan lagi untuk
2. Aktivitas guru kelas dalam menyusun RPP, tujuan kedua ini diuraikan lagi untuk
mengetahui :
a. Persiapan yang dilakukan guru kelas dalam menyusun RPP ?
b. Pelaksanaan penggunaan ICT selama proses supervisi kelas ?
c. Kendala yang ditemukan guru kelas v ( lima ) dalam proses peningkatan kompetensi
a. Persiapan yang dilakukan guru kelas dalam menyusun RPP ?
b. Pelaksanaan penggunaan ICT selama proses supervisi kelas ?
c. Kendala yang ditemukan guru kelas v ( lima ) dalam proses peningkatan kompetensi
Ict?
E. MANFAAT HASIL PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan ilmu manajemen pendidikan,
E. MANFAAT HASIL PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan ilmu manajemen pendidikan,
khususnya
manajemen (pengelolaan) pembelajaran.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari hasil penelitian ini adalah untuk meningkatkan kompetensi
ICT guru kelas Sekolah Dasar Negeri Cijoho Kecamatan Tegalbuleud
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari hasil penelitian ini adalah untuk meningkatkan kompetensi
ICT guru kelas Sekolah Dasar Negeri Cijoho Kecamatan Tegalbuleud
Kabupaten Sukabumi :
a. Menjadi pengalaman pelaksanaan proses pembelajaran yang bisa diikuti atau
a. Menjadi pengalaman pelaksanaan proses pembelajaran yang bisa diikuti atau
dilaksanakan oleh teman sejawat di
lingkungan Sekolah Dasar Negeri Cijoho.
b. Memudahkan peserta didik dalam belajar dan meningkatkan prestasi belajarnya.
c. Meningkatkan kompetensi pedagogik guru dalam penyusunan RPP.
d. Meningkatkan nilai kinerja sekolah dan nilai akreditasi sekolah.
e. Meningkatkan kebersamaan guru kelas SD Negeri Cijoho kecamatan Tegalbuleud
f. Meningkatkan skor nilai portofolio dalam sertifikasi guru.
b. Memudahkan peserta didik dalam belajar dan meningkatkan prestasi belajarnya.
c. Meningkatkan kompetensi pedagogik guru dalam penyusunan RPP.
d. Meningkatkan nilai kinerja sekolah dan nilai akreditasi sekolah.
e. Meningkatkan kebersamaan guru kelas SD Negeri Cijoho kecamatan Tegalbuleud
f. Meningkatkan skor nilai portofolio dalam sertifikasi guru.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
A. KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU
Secara umum, kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan
perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh suatu profesi dalam
melaksanakan tugas keprofesionalannya (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pasal 1 butir 10).
Berkaitan dengan kompetensi profesi guru, Sagala mengemukakan sepuluh
kompetensi dasar yang harus dimiliki guru, yaitu :
(1)
menguasai landasan-landasan pendidikan; (2) menguasai bahan pelajaran; (3)
kemampuan mengelola program belajar mengajar; (4) kemampuan mengelola kelas;
(5) kemampuan mengelola interaksi belajar mengajar; (6) menilai hasil belajar
siswa; (7) kemampuan mengenal dan menterjemahkan kurikulum; (8) mengenal fungsi
dan program bimbingan dan penyuluhan; (9) memahami prinsip-prinsip dan hasil
pengajaran; (10) mengenal dan menyelenggarakan administrasi pendidikan (Sagala,
2006 : 210).
Kemudian Adapun Permendiknas RI No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Guru menyebutkan bahwa ”Standar kompetensi guru ini
dikembangkan secara utuh dari empat kompetensi utama, yaitu kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, sosial, dan profesional. Keempat kompetensi
tersebut terintegrasi dalam kinerja guru.” (BSNP, 2007 : 8).
Pedagogi adalah art of teaching, seni atau strategi mengajar. Jadi kompetensi
pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi
pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran,
evaluasi proses dan hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
B. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP). Silabus merupakan penjabaran dari standar isi kurikulum,
yang kemudian dioperasionalkan dalam RPP. Jadi, RPP merupakan rencana pembelajaran
yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran siswa untuk
mencapai satu kompetensi dasar (KD) yang akan dilakukan guru dalam satu atau
lebih pertemuan PBM di kelas atau tempat pembelajaran lainnya.
RPP bisa disusun dengan komponen yang minimal, tapi lebih baik dengan komponen
yang lengkap dan dengan susunan yang sistematis sesuai urutan pelaksanaannya,
karena pada hakikatnya RPP merupakan skenario pembelajaran, sehingga siapa pun
pemerannya bisa melakukannya karena segalanya sudah ada pada skenario tersebut.
RPP dengan komponen minimal hanya mencakup (1) Tujuan pembelajaran, (2) Materi
ajar, (3) Metoda pembelajaran, (4) Sumber belajar, dan (5) Evaluasi atau
penilaian hasil belajar (PP 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,
pasal 20). Sedangkan RPP yang lengkap terdiri dari (Permendiknas No 41 Tahun
2007 Tentang Standar Proses) :
1.
Identitas
2.
Standar Kompetensi (SK)
3.
Kompetensi Dasar (KD)
4.
Alokasi waktu 5. Indikator Ketercapaian
6.
Tujuan Pembelajaran
7.
Materi Pembelajaran
8.
Metode Pembelajaran
9.
Kegiatan Pembelajaran
10.
Sumber Belajar
11.
Penilaian
Yang penting untuk diperhatikan dalam penyusunan RPP adalah :
1.
RPP harus dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta
didik
dalam upaya mencapai kompetensi dasar (KD) (PP 19 Tahun 2005 tentang
Standar
Nasional Pendidikan pasal 20) , dan
2.
RPP harus dibuat secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung
secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik
untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis
peserta
didik (Permen Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses).
Contoh RPP Guru kelas yang lengkap dan sistematis dimuat pada Lampiran E.
C.
Latih Pada Kegiatan Kelompok Kerja guru ( KKG )
1. Pengertian KKG
Kelompok Kerja Guru ( KKG ) merupakan forum / wadah kegiatan profesional
guru
yang berada pada gugus sekolah, wilayah
kecamatan atau kabupaten / kota ( Depdiknas,
2003 :3).
2003 :3).
2. Prinsip Kerja KKG
a.
Merupakan lembaga yang mandiri, tidak mempunyai struktur organisasi yang
hierarkis, birokratik dan saling bergantung, tetapi merupakan wadah
berkumpulnya
guru .
b.
Dinamikanya berlangsung secara alamiah sesuai dengan kondisi dan kebutuhan.
c.
Mempunyai visi dan misi yang strategis yaitu untuk mengembangkan
profesional
guru, mengembangkan wawasan dan pengetahuan, dan memberikan
pelayanan
pendidikan yang diharapkan oleh masyarakat.
d. Inovatif terhadap upaya pengembangan mutu pendidikan (Depdiknas,2003: 4).
3.
Peran KKG
a. Melaksanakan
pengembangan wawasan, pengetahuan dan kompetensi sehingga
memiliki dedikasi tinggi.
b. Melakukan
refleksi diri ke arah pembentukan profil guru yang profesional
(Depdiknas,
2003 : 4).
4.
Fungsi KKG dalam Konteks Manajemen Sekolah
a. Sebagai wahana
komunikasi proesional para guru pelajaran yang sejenis.
b. Memfasilitasi
pengembangan profesionalisme guru, membina KKG dan wadah
pengembangan profesionalisme lainnya.
c. Sarana
pengembangan inisiatif dan inovasi dalam rangka peningkatan mutu
pembelajaran melalui berbagai cara seperti diskusi, seminar, liokakarya, dsb.
d. Mengembangkan
akreditasi guru (Depdiknas, 2003 : 5).
5.
Materi Kegiatan KKG
Secara umum kegiatan KKG membahas antara lain (Depdiknas, 2003 : 3) :
a. Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan perangkatnya termasuk
pengembangan silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan bahan
ajar.
b. Pendidikan
berorientasi kecapakan hidup dan pola pelaksanaannya meliputi kegiatan
menyusun rencana pembelajaran berorientasi kecakapan hidup (life skill)
yang
mencakup : metode dan strategi pembelajaran, jenis kecakapan hidup yang
dibekalkan, teaching and learning material atau lembar kerja siswa (LKS),
dan
pengembangan alat penilaian.
c. Penilaian
hasil belajar siswa : ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan
akhir
semester, ulangan kenaikan kelas, ujian akhir sekolah, dan persiapan Ujian
Nasional.
d. Membahas
konsep-konsep inovasi pembelajaran, di antaranya quantum learning
contextual learning, multiple intelligences, cooperative learning,
collaborative learning,
constructivism learning, problem solving approach, dll.
e. Membahas media
dan sumber belajar
f. Membahas
keorganisasian KKG (Depdiknas, 2003 : 6-7).
6. Workshop pada Kegiatan KKG
Workshop
mengandung dua pengertian, yang pertama adalah tempat mengerjakan
pekerjaan-pekerjaan manual seperti manufacturing dan reparasi. Sedangkan
pengertian
kedua menunjuk
pada sekelompok orang yang bekerja bersama-sama untuk membuat
proyek kreatif,
mendiskusikan suatu topik, mempelajari atau meneliti suatu bidang.
Dalam kegiatan KKG, workshop yang dilakukan lebih sering mengacu pada
pengertian kedua dengan bidang yang didiskusikan meliputi materi yang
dijelaskan pada bagian 5 di atas.
BAB
III
METODE
PENELITIAN
A. METODE PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan
Sekolah (PTS). PTS merupakan suatu prosedur penelitian yang diadaptasi dari
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) (Panitia Pelaksana Pendidikan dan Latihan
Profesi Guru Rayon 10 Jawa Barat, 2009 : 73). Penelitian tindakan sekolah
merupakan “(1) penelitian partisipatoris yang menekankan pada tindakan dan
refleksi berdasarkan pertimbangan rasional dan logis untuk melakukan perbaikan
terhadap suatu kondisi nyata; (2) memperdalam pemahaman terhadap tindakan yang
dilakukan; dan (3) memperbaiki situasi dan kondisi sekolah / pembelajaran
secara praktis” (Depdiknas, 2008 : 11-12). Secara singkat, PTS bertujuan untuk
mencari pemecahan permasalahan nyata yang terjadi di sekolah-sekolah, sekaligus
mencari jawaban ilmiah bagaimana masalah-masalah tersebut bisa dipecahkan
melalui suatu tindakan perbaikan.
Masalah nyata yang ditemukan di sekolah, khususnya pada guru kelas adalah belum
optimalnya dalam menyusun RPP.
Prosedur
penelitiannya dilakukan secara siklikal. Satu siklus dimulai dari (1)
perencanaan awal, (2) pelaksanaan, (3) observasi dan (4) refleksi.
1.
Perencanaan
Yaitu membuat rencana perbaikan berdasarkan adanya masalah atau kondisi
yang menuntut diperbaiki.Hal ini meliputi persiapan bahan-bahan yang diperlukan
dalam tahap pelaksanaan,menentukansiapa (subyek penelitian dan teman
berkolaborasi), kapan (jadwal pelaksanan), dan tempat pelaksanaan.
2.
Pelaksanaan (Action)
Yaitu melakukan tindakan substantif penelitian melalui intervensi skala
kecil guna memperbaiki kondisi yang diteliti.
3.
Observasi (Observation)
Yaitu kegiatan mengamati, mengenali sambil mendokumentasikan (mencatat
dan merekam) terhadap proses, hasil, pengaruh dan masalah baru yang mungkin
saja muncul selama proses pelaksanaan tindakan.
4.
Refleksi (Reflection)
Yaitu melakukan renungan, kajian reflektif diri secara inquiri, partisipasi
diri (partisipatoris),kolaborasi terhadap latar alamiah dan impiikasi dari
suatu tindakan, dengan melakukan analisis terhadap rencana dantindakan yang sudah dilaksanakan dan hasil
yang dicapai, dan apa yang belum dapat atau sempat dilakukan.
Hasil dari siklus pertama ini menjadi masukan bagi
pelaksanaan siklus kedua yang terdiri dari perulangan keempat langkah yang ada
pada siklus pertama. Hal ini terjadi karena dimungkinkan setelah melalui siklus
pertama, peneliti menemukan masalah baru atau masalah lama yang belum tuntas,
sehingga perlu dipecahkan melalui siklus selanjutnya. Dengan demikian,
berdasarkan hasil tindakan atau pengalaman pada siklus pertama peneliti akan
kembali melakukan langkah perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi pada
siklus kedua, dan seterusnya, dan “ . . . berhenti apabila telah berdampak
positif terhadap proses dan hasil yang diperoleh dari tindakan tersebut
berhasil” (Sudjana, 2009 : 8). Jika digambarkan, siklus kerja PTS adalah
sebagai berikut :
(Panitia Pelaksana Pendidikan dan
Latihan Profesi Guru Rayon 10 Jawa Barat, 2009 : 79).
B.
SUBJEK PENELITIAN
Subjek penelitian ini adalah guru-guru kelas )Sekolah Dasar
Negeri Cijoho
C.
DEFINISI OPERASIONAL
1.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Yang dimaksud Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam penelitian
ini adalah RPP yang disusun guru guru kelas Sekolah Dasar Negeri Cijoho
Kecamatan Tegalbuleud.
2.
Supervisi Kelas
Yang dimaksud supervise kelas adalah upaya pengamatan yang dilakukan
oleh kepala sekolah terhadap guru yang sedang melaksanakan proses belajar
mengajar dengan segala sarana prasarana pendukungnya.
D.
INSTRUMEN (ALAT) PENGUMPULAN DATA
Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah
lembar observasi berupa rubrik, yang terdiri dari :
1.
Rubrik Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dimuat pada Lampiran
A.
2.
Rubrik Penilaian Aktivitas Guru dalam Persiapan Penyusunan Rencana
Pelaksanaan
, dimuat pada Lampiran B.
3.
Rubrik Penilaian Aktivitas Guru Selama proses supervise kelas, dimuat pada
Lampiran C.
4.
Pedoman Wawancara (Diskusi) Untuk Mengetahui Kendala yang Ditemukan Guru kelas
sekolah dasar negeri cijoho kecamatan
Tegalbuleud, dimuat dalam Lampiran D.
Rubrik ini diisi oleh peneliti melalui pangamatan sebelum, pada saat, dan
sesudah proses penyusunan RPP. Hasilnya digunakan untuk menentukan tindakan
selanjutnya.
E.
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
1.
Observasi
Observasi adalah semua kegiatan yang dilakukan untuk
mengamati, merekam, dan mendokumentasikan setiap indikator dari proses dan
hasil yang dicapai. Dalam observasi ini peneliti menggunakan (1) Rubrik
Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), (2) Rubrik Penilaian
Aktivitas Guru kelas v dalam Persiapan Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) selama supervise kelas, dan (3) Rubrik Penilaian Aktivitas Guru kelas v
selama proses dilaksanakan. Ketiga rubrik (lembar observasi) ini diformat untuk
didisi dengan membubuhkan tanda centang (√) pada kolom nilai 1-4 pada aspek
yang dinilai. Tujuan utama dari observasi ini adalah untuk memantau persiapan,
proses, hasil, dan dampak perbaikan dari tindakan setiap siklus.
2.
Wawancara (Diskusi)
Yang dimaksud wawancara di sini meliputi diskusi formal dan
dialog informal selama berlangsungnya PTS antara peneliti dengan guru-guru
kelas. Hal ini untuk mengetahui pikiran guru-guru yang tidak dapat digali
melalui observasi.
3.
Studi Dokumenter
Studi dokumenter diartikan sebagai usaha untuk memperoleh data
dengan jalan menelaah catatan-catatan yang disimpan sebagai dokumen atau files.
Teknik ini ditempuh untuk memperoleh data-data mengenai Rancangan Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dari lembaran-lembaran RPP buatan guru.
4. Studi Pustaka
Studi pustaka diartikan sebagai teknik untuk memperoleh data atau
informasi dari berbagai tulisan ilmiah baik cetak maupun elektronik yang
menunjang penelitian. Teknik ini ditempuh untuk memperoleh pengetahuan yang
mendalam mengenai masalah yang diteliti, terutama dalam menentukan arah, metoda
dan landasan teoritis penelitian.
F.
LOKASI PENELITIAN (KONDISI SOSIAL)
Lokasi penelitian dalam penelitian ini adalah Sekolah Dasar Negeri Cijoho
Kecamatan Tegalbuleud Kabupaten Sukabumi
BAB
IV
HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
ORIENTASI
Sebelum melakukan tindakan perbaikan, peneliti terlebih dahulu melakukan
kegiatan orientasi sebagai studi pendahuluan. Dalam kegiatan ini guru
”didiagnosis” sehingga peneliti menemukan derajat kelengkapan dan
kesistematisan RPP yang disusun guru
pada saat awal kegiatan mengajar. Peneliti mengamati aktivitas guru dalam
persiapan dan selama proses penyusunan RPP, kemudian mengevaluasi RPP yang
dibuatnya. Hasil pengamatan dan evalusi tersebut kemudian dijadikan bahan untuk
mencari upaya perbaikan (tahap tindakan) pada siklus penelitian. Prakteknya,
guru-guru diminta menyusun secara spontan tanpa ada intervensi atau berlangsung
alami seperti yang mereka lakukan sehari-hari sebelum mengajar.
Dengan menggunakan Rubrik Penilaian Aktivitas Guru Kelas Dalam Peningkatan
Kompetensi ICT Melalui Supervisi Kelas Pada Guru Kelas Sekolah Dasar Negeri
Cijoho Kecamatan Tegalbuleud, diketahui kondisinya sebagai berikut :
Hasil evaluasi terhadap RPP yang
mereka buat selama kegiatan orientasiteridentifikasi beberapa kekurangan, yaitu
:
1.
Tidak tepatnya penggunaan kata-kata operasional dalam merinci komponen
Indikator
Pencapaian.
2.
Tidak terdapat komponen Tujuan Pembelajaran.
3.
Dalam komponen Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan : sedikit yang mencantumka
Kegiatanapersepsi dan motivating.
4.
Dalam komponen Kegiatan Pembelajaran Inti : penggunaan metode terlalu
didominasi
metode ceramah.
5.
Dalam komponen Kegiatan Pembelajaran Penutup : tidak merencanakan kegiatan
tindak
Lanjutdalam bentuk pembelajaran remedial,
pengayaan, layanan konseling atau
Memberikan tugas individu ataukelompok.
6.
Dalam komponen Evaluasi (Penilaian) Proses dan Hasil Pembelajaran :
Tidak mencantumkan bentuk evaluasi
(penilaian) proses dan hasil belajar, lembaran /
Instrument
penilaian(butirsoal-soal,rubrik,dll.),pedoman penilaian, dan kunci jawaban.
B.
PELAKSANAAN TINDAKAN PERBAIKAN
1.
PelaksanaanTindakanPerbaikanSiklusKesatu
Dalam siklus kesatu ini dilakukan rangkaian kegiatan perencanaan, pelaksanaan,observasi,
Dalam siklus kesatu ini dilakukan rangkaian kegiatan perencanaan, pelaksanaan,observasi,
dan refleksi.
a.
Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan meliputi :
Perencanaan yang dilakukan meliputi :
1)
Mempersiapkan bahan-bahan dasar rujukan yang perlu dikaji sebelum menyususn RPP
Yang lengkap dan sistematis, yaitu :
a) PP 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
b) Permendiknas : No 22 Tahun 2006, No 23 Tahun 2006, Permendiknas No 20 Tahun
2007,dan No.41Tahun 2007
c) Buku mengenai Evaluasi Pendidikan
d) Buku-buku Materi Pelajaran
e) Contoh / model RPP
f) Daftar kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup
pengetahuan,sikap,dan keterampilan
untuk membuat indikator pencapaian kompetensi
g) Buku-buku sumber inovasi pembelajaran
2)
Mempersiapkan instrumen penelitian berupa (a) Rubrik Penilaian Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dan (b) Rubrik
Penilaian Aktivitas Guru Kelas dalam Persiapan
PenyusunanRencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) selama Supervisi pembelajaran
guru kelas Sekolah Dasar Negeri Cijoho
Kecamatan Tegalbuleud, (c) Rubrik Penilaian Aktivitas Guru dalam Proses
Penyusunan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) selama Proses pembelajaran guru kelas sekolah
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) selama Proses pembelajaran guru kelas sekolah
dasar negeri Cijoho Kecamatan Tegalbuleud,
dan (d) Pedoman Wawancara (Diskusi)
Untuk Mengetahui Kendala yang Ditemukan
Guru Kelas Selama Penyusunan RPP pada
Kegiatan peningkatan kompetensi ICT guru
kelas sekolah dasar negeri Cijoho Kecamatan
Tegalbuleud
b. Pelaksanaan
b. Pelaksanaan
Sebagaimana yang telah dijadwalkan, pada hari Kamis tanggal 24 Januari 2012
pukul
08.00 :
1)
Peneliti dan guru berdialog kurang lebih 10 menit mengenai kegiatan penyusunan RPP
Yang akan dilakukan pada siklus kesatu.
2)
Guru Kelas SD Negeri Cijoho melaksanakan kegiatan penyusunan RPP yang mengacu
Padadasar-dasar rujukan penyusunan RPP.
c.Observasi
Bersamaan dengan berlangsungnya pelaksanaan kegiatan penyusunan RPP Guru Kelas oleh guru kelas, peneliti melakukan observasi dengan menggunakan (a) Rubrik Penilaian Aktivitas Guru dalam Persiapan Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
Bersamaan dengan berlangsungnya pelaksanaan kegiatan penyusunan RPP Guru Kelas oleh guru kelas, peneliti melakukan observasi dengan menggunakan (a) Rubrik Penilaian Aktivitas Guru dalam Persiapan Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
(b)
Rubrik Penilaian Aktivitas Guru Kelas Sekolah Dasar Negeri Cijoho dalam Proses
Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan (c) Rubrik Penilaian
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Hasil observasinya adalah sebagai
berikut :
1)
Hasil Penilaian melalui Rubrik Penilaian Aktivitas Guru Kelas Sekolah Dasar Negeri
Cijohodalam Penyusunan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) selama Supervisi
2) Rubrik Penilaian Aktivitas Guru
Seni Budaya SMA dalam Proses Penyusunan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) selama Supervisi peningkatan ICT guru kelas melalui supervise pada
Pembelajaran (RPP) selama Supervisi peningkatan ICT guru kelas melalui supervise pada
3)
Hasil Penilaian melalui Rubrik Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
pada
Siklus 1
2. Katagori nilai didasarkan pada
nilai total yang diperoleh dari hasil perkalian jumlah aspek yang dicentang
dari suatu nilai dengan nilai. Karena terdapat 40 aspek, maka nilai total
mÃnimum : 40 x 1 = 40, dan nilai total maksimum : 40 x 4 = 160. Dengan empat
katagori nilai, maka diperoleh rentang nilai total untuk tiap katagori nilai
sebagai berikut :
d.
Refleksi
Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan tindakan perbaikan pada siklus kesatu, masih
Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan tindakan perbaikan pada siklus kesatu, masih
ada beberapa hal yang perlu
diperbaiki, yaitu :
1)
Guru kesulitan menentukan kegiatan
pembelajaran yang dilakukan secara sistematis,
Meliputi : (1) Kegiatan
Pembelajaran Pendahuluan : orientasi, apersepsi, motivasi,
pemberian acuan, dan pembagian kelompok
belajar, (2) Kegiatan Pembelajaran Inti :
eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi,
dan (3) Kegiatan Pembelajaran Penutup
mengarahkan peserta didik membuat
kesimpulan, memeriksa hasil belajar, dan
memberikan arahan tindak lanjut.
2)
Guru kesulitan menentukan metode pembelajaran yang disesuaikan dengan situasi
dan
Kondisipeserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan
kompetensi yang hendak
dicapai.
3)
Guru kesulitan membagi kegiatan pembelajaran menjadi beberapa pertemuan untuk
RPP
Dari KD yang membutuhkan materi pembelajaran yang luas, sehingga
cenderung
dirancang untuk satu pertemuan.
4)
Guru masih kesulitan membedakan antara bentuk evaluasi (penilaian) proses dan
hasil
Belajar dengan format / lembaran butir soal-soal dalam komponen Evaluasi
(Penilaian)
Proses dan Hasil Pembelajaran.
5)
Guru menemukan adanya peluang menambah komponen RPP, dan beberapa guru telah
Menambahkannya menurut pendapat mereka.
6)
Hasil observasi melalui Rubrik Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP),
Nilainya mencapai nilai 119, yang berarti berada pada katagori baik.
7)
Hasil observasi melalui Rubrik Penilaian Aktivitas Guru dalam Menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) selama
Kegiatan supervisi, nilainya mencapai nilai 30,
Yang berate berada pada katagori baik.
Dengan masih terdapatnya hal-hal tersebut di atas, maka diperlukan langkah
perbaikan selanjutnya. Dengan kata lain perlu siklus kedua sehingga perbaikannya
optimal.
2.
Pelaksanaan Tindakan Perbaikan Siklus Kedua
Dalam siklus kedua pun dilakukan rangkaian kegiatan perencanaan, pelaksanaan,
observasi, dan refleksi.
a.Perencanaan
Untuk menyusun rencana pada siklus kedua, peneliti melakukan :
Untuk menyusun rencana pada siklus kedua, peneliti melakukan :
1)
Mempersiapkan instrumen penelitian berupa (a) Rubrik Penilaian Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dan (b) Rubrik Penilaian
Aktivitas Guru Kelas dalam Persiapan
Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) selama supervise
dilaksanakan,
(c) Rubrik Penilaian Aktivitas Guru dalam Proses Penyusunan Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) selama Penyusunan RPP pada Kegiatan Supervisi, dan
(d) Pedoman
Wawancara (Diskusi) Untuk
Mengetahui Kendala yang Ditemukan Guru Kelas
dalamPenyusunan RPP.
2) Membawa hasil refleksi pada siklus kesatu kepada guru-guru kelas untuk
2) Membawa hasil refleksi pada siklus kesatu kepada guru-guru kelas untuk
mendiskusikan kendala yang dihadapi guru kelas dalam menyusun RPP
dan cara
mengatasinya sebelum pelaksanaan kegiatan penyusunan RPP yang
lengkap dan
sistematis pada tindakan
perbaikan siklus kedua dimulai. Hasilnya adalah sebagai berikut :
a) Guru-guru meminta peneliti
menempatkan diri sebagai nara sumber untuk menjelaskan
(a) cara menentukan kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi dalam
komponen
Kegiatan Pembelajaran Inti,dan (b) menjelaskan komponen-komponen apa
saja yang
cocok untuk ditambahkan ke dalam RPP sehingga menjadi lengkap dan
sistematis, dan
(c) penilaian (evaluasi) proses
dan hasil pembelajaran.
b) RPP dirancang lengkap dan sistematis. Komponen dalam RPP tidak saja mengandung
b) RPP dirancang lengkap dan sistematis. Komponen dalam RPP tidak saja mengandung
komponen RPP minimal, tapi ditambah komponen lain yang dipandang
diperlukan untuk
membuat RPP yang lengkap dan sistematis, sehingga dari lima komponen
minimal
menjadi 11 komponen yang lengkap.
c)
RPP disusun guru bersama peneliti yang menempatkan diri sebagai nara sumber.
Pelaksanaan Sesuai dengan kesepakatan yang
telah diputuskan oleh peneliti dan guru pada hari hari Selasa tanggal 31
Januari 2012 guru-guru dan peneliti bersama-sama melaksanakan kegiatan
penyusunan RPP yang lengkap dan sistematis. Kegiatan diawali dengan pemberian
penjelasan oleh peneliti yang menjadi nara sumber mengenai cara menentukan
kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi dalam komponen Kegiatan
Pembeljaran Inti, komponen-komponen yang bisa ditambahkan ke dalam komponen RPP
minimal, dan evaluasi proses dan hasil pembelajaran.
c.
Observasi
Bersamaan
dengan berlangsungnya pelaksanaan kegiatan penyusunan RPP oleh guru kelas, peneliti melakukan observasi
dengan menggunakan (a) Rubrik Penilaian Aktivitas Guru dalam Persiapan
Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Penyusunan RPP pada Kegiatan Supervisi Kelas
Pada Guru Kelas Sekolah Dasar Negeri Cijoho, (b) Rubrik Penilaian Aktivitas
Guru Kelas dalam Proses Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
selama Penyusunan RPP pada Kegiatan Supervisi Kelas , dan (c) Rubrik Penilaian
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Hasil observasinya adalah sebagai
berikut :
1) Hasil Penilaian melalui Rubrik
Penilaian Aktivitas Guru Kelas dalam Persiapan Penyusunan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) selama Penyusunan RPP pada Kegiatan Supervisi pada Siklus 2
2) Rubrik Penilaian Aktivitas Guru Kelas dalam Proses Penyusunan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) selama Supervisi
pada Siklus 2
3) Hasil Penilaian melalui Rubrik Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) pada Siklus 2
Keterangan :
1. Pencentangan nilai didasarkan
pada jumlah peserta yang mencantumkan aspek yang dinilai. Dengan jumlah seluruh
peserta 36 guru, maka jumlah peserta untuk tiap nilai adalah sebagai berikut:
2. Katagori nilai didasarkan pada
nilai total yang diperoleh dari hasil perkalian jumlah aspek yang dicentang
dari suatu nilai dengan nilai. Karena terdapat 40 aspek, maka nilai total
mÃnimum : 40 x 1 = 40, dan nilai total maksimum : 40 x 4 = 160. Dengan empat
katagori nilai, maka diperoleh rentang nilai total untuk tiap katagori nilai
sebagai berikut :
d. Refleksi
Berdasarkan
hasil observasi pelaksanaan tindakan kedua, ditemukan bahwa :
1)
Guru mencantumkan komponen Identitas dengan segala rinciannya dengan benar.
2)
Guru mencantumkan standar kompetensi (SK) yang sesuai dengan standar isi dan
silabus.
3)
Guru mencantumkan kompetensi dasar (KD) yang sesuai dengan standar isi dan
silabus.
4)
Guru mencantumkan komponen Indikator Pencapaian dengan rumusan kalimat yang
mengandung kata kerja operasional yang terukur sebagai penjabaran kompetensi
dasar, dan sesuai dengan materi pembelajaran.
5)
Guru mencantumkan komponen Tujuan Pembelajaran dengan kalimat yang mencantumkan
subyek belajar (learner), target yang dicapai siswa, dan relevan dengan
kompetensi dasar (KD)
6)
Guru mencantumkan komponen Materi Pembelajaran dengan rincian yang sistematis,
sesuai dengan tujuan pembelajaran (TP) dan standar isi, dan telah mencantumkan
materi pembelajaran untuk pengayaan.
7)
Guru mencantumkan komponen Kegiatan Pembelajaran, membaginya kedalam Kegiatan
Pembelajaran Pendahuluan, Kegiatan Pembelajaran Inti dan Kegiatan Pembelajaran
Penutup. Setiap bagian dirinci menjadi kegiatan pembelajaran yang student
centered, disertai alokasi waktu tiap kegiatan siswa.
8)
Guru mencantumkan komponen Metoda / Model Pembelajaran yang disatukan secara
sistematis dengan komponen Kegiatan Pembelajaran.
9)
Guru dapat mencantumkan komponen Media / Sumber Pembelajaran dengan menentukan
jenis sumber belajarnya sesuai dengan tuntutan kurikulum (kompetensi dasar dan
silabus), tujuan pembelajaran, dan bentuk evaluasi.
10)
Guru mencantumkan komponen Penilaian (Evaluasi) Proses dan Hasil Pembelajaran,
dan merincinya dengan lengkap, dari mulai bentuk evaluasi, menyertakan lembaran
/ format instrumen penilaian (butir soal, rubrik, dll.), pedoman penilaian, dan
kunci jawabannya.
11)
Hasil observasi melalui Rubrik Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), nilainya mencapai nilai 151, yang berarti berada pada katagori sangat
baik.
12)
Hasil observasi melalui Rubrik Penilaian Aktivitas Guru dalam Menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) selama Kegiatan Supervisi, nilainya mencapai
nilai 36, yang berati berada pada katagori sangat baik.
C.
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
1.
Orientasi
Dalam kegiatan orientasi, ditemukan bahwa dalam RPP Seni Budaya yang dibuat
guru memiliki banyak kekurangan. Dari segi sistematika, RPP yang mereka susun
tidak terlalu mengganggu. Mereka sudah bisa menempatkan sub-sub komponen atau
isi komponen RPP pada komponen yang tepat. Namun dari segi kelengkapan, RPP
yang mereka susun masih terbatas pada RPP dengan komponen yang minimal ditambah
beberapa komponen, namun tetap kurang lengkap. Bahkan beberapa guru tidak
mencantumkan komponen Tujuan Pembelajaran, karena merasa sudah tersirat pada
komponen Indikator Pencapaian. Kemudian, betapapun komponen Kegiatan
Pembelajaran, dan komponen Evaluasi (Penilaian) Proses dan Hasil Pembelajaran
dicantumkan, namun isi dari kedua komponen tersebut kurang rinci, sehingga
bagaimana guru membuka pembelajaran, bagaimana guru menutup pembelajaran,
mengevaluasi dan menindaklanjuti hasil belajar siswa kurang jelas.
2.
Tindakan Perbaikan Siklus Kesatu
Mengetahui adanya komponen RPP minimal yang tidak dicantumkan dan
tidak rincinya isi beberapa komponen RPP, maka dasar-dasar rujukan dalam
penyusunan RPP dipersiapkan dan dikaji guru, sehingga mereka menemukan bukti
rujukan mengenai apa-apa yang harus ada dalam RPP. Dasar-dasar rujukan yang
berupa permendiknas dan buku-buku yang relevan tersebut dipergunakan dalam
pelaksanaan tindakan perbaikan pada siklus kesatu.
Pada tindakan perbaikan siklus kesatu ini, guru Seni Budaya menyususn RPP dengan
mengacu kepada dasar-dasar rujukan penyusunan RPP, terutama :
1.
PP 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 20, bahwa
“Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran materi ajar,
metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar”.
2.
Permen Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses yang menyatakan bahwa RPP
harus dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam
upaya mencapai kompeiensi dasar, dan setiap guru pada satuan pendidikan
berkewajiban menyusun RPP yang lengkap dan sistematis agar pembelajaran
berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberi ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik.
Setelah tindakan perbaikan siklus kesatu diketahui bahwa guru
telah mencantumkan komponen-komponen RPP minimal sesuai sumber rujukan, dan
menambahkan beberapa komponen lainnya. Kekurangan RPP mereka semakin mengarah
pada hal-hal yang lebih spesifik dan mendalam. Hal ini menunjukan pemahaman
dalam pembuatan RPP sudah bertambah. Hal-hal yang dimaksud adalah (1) membagi
kegiatan pembelajaran menjadi beberapa pertemuan untuk RPP dari KD yang
membutuhkan materi pembelajaran yang luas, (2) menentukan kegiatan eksplorasi,
elaborasi, dan konfirmasi, menentukan metode pembelajaran yang sesuai dengan
situasi dan kondisi peserta didikdalam sub komponen Kegiatan Pembelajaran Inti,
dan (3) penilaian (evaluasi proses dan hasil pembelajaran.
Hasil observasi terhadap tindakan perbaikan siklus kesatu dengan menggunakan
Rubrik Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), nilainya mencapai 119,
yang berarti berada pada katagori baik, dan hasil observasi dengan menggunakan
Rubrik Penilaian Aktivitas Guru Kelas dalam Proses Penyusunan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) selama Penyusunan RPP pada Kegiatan Supervisi Guru
Kelas Sekolah Dasar Negeri Cijoho, nilainya mencapai 30, yang berati berada
pada katagori baik.
3.
Tindakan Perbaikan Siklus Kedua
Dengan mengkaji hasil tindakan perbaikan pada siklus kesatu, maka
masih diperlukan tindakan perbaikan selanjutnya melalui siklus kedua. Siklus
kedua diawali dengan intervensi dari peneliti yang menenmpatkan diri sebagai
nara sumber untuk memberikan penjelasan dan petunjuk tentang hal yang dirasakan
masih sulit tersebut pada siklus kesatu, terutama dalam menentukan kegiatan
eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, yang berada pada komponen Kegiatan
Pembelajaran Inti.
Dijelaskan bahwa dalam kegiatan yang tergolong eksplorasi, guru bisa
menjelaskan mengenai pelibatan peserta didik dalam mencari informasi,
penggunaan pendekatan pembelajaran, media / sumber pembelajaran yang
dipergunakan, interaksi antar peserta didik, dan kegitan peserta didik dalam
eksplorasi atau “study” seperti melakukan percobaan, berekspresi, berkreasi
membuat karya seni di kelas, studio, di alam terbuka atau tempat lainnya yang
relevan dalam pembelajaran.
Dalam kegiatan yang tergolong elaborasi, guru bisa
menjelaskan pembiasaan peserta didik membaca beragam sumber pembelajaran dan
menuliskan atau mengerjakan tugas-tugas tertentu yang bermakna, diskusi, dan
lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis,
memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan
bertindak tanpa rasa takut. Kemudian bisa juga sampai pada menjelaskan
bagaimana peserta didik difasilitasi agar bisa kooperatif, kolaboratif dalam
suatu kesempatan dan dalam kesempatan lainnya justru berkompetisi secara sehat
untuk meningkatkan prsetasi belajar, bagaimana peserta didik membuat laporan
eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis baik secara individual
maupun kelompok, menyajikan variasi pekerjaan atau tugas baik melalui kerja
individual maupun kelompok, melakukan lomba, festival, serta pameran produk
yang mereka hasilkan, melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa
percaya diri peserta didik.
Dalam kegiatan yang tergolong konfirmasi, guru bisa
menjelaskan bagaimana peserta didik diberi umpan balik positif dan penguatan
dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan
peserta didik, konfirmasi terhadap keberhasilan peserta didik, konfirmasi
terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai media,
memfasilitasi peserta didik untuk melakukan refleksi agar memperoleh penguatan
akan pengalaman belajar yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar (KD).
Dalam kegiatan konfirmasi, guru bisa menjelaskan saat guru memfungsikan diri
sebagai sebagai nara sumber dan fasilitator dalam menjawab
pertanyaan-pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan dengan
menggunakan bahasa yang baku dan benar serta membantu menyelesaikan masalah,
memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi,
memberi informasi untuk mengeksplorasi lebih jauh, memberikan motivasi kepada
peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.
Dalam hal ini tentu saja kegiatan eksplorasi, elaborasi dan
konfirmasi yang dicantumkan dalam komponen Kegiatan Pembelajaran disesuaikan
dengan kompetansi dasar, materi pembelajaran, metode pembelajaran, sumber
pembelajaran dan fasilitas lainnya yang ada di sekolah atau di kelas.
Kemudian dengan mengkaji dasar-dasar rujukan penyusunan RPP
dalam tindakan perbaikan siklus kesatu, terutama Permendiknas Nomor 41 Tahun
2007 tentang Standar Proses, guru menemukan bahwa ada peluang untuk menambah
komponen RPP sehingga RPP yang disusun menjadi lengkap, berisi berbagai rincian
yang diperlukan. Sesuai dengan permintaan, kemudian peneliti menjelaskan
komponen Kegiatan Pembelajaran, dilanjutkan dengan penjelasan mengenai
komponen-komponen yang dapat ditambahkan ke dalam RPP sehingga RPP menjadi
“skenario” yang lengkap dan bisa dipergunakan oleh siapapun “yang
memerankannya”
Selanjutnya guru Seni Budaya menyusun RPP bersama peneliti yang menempatkan
diri sebagai nara sumber. Dimulai dari satu komponen ke komponen RPP lainnya
secara berurutan. Membuat rincian tiap komponen, sehingga dihasilkan model RPP
yang lengkap dan sistematis, yang sesuai dengan harapan. Setelah ditambah
komponen lainnya, RPP yang mereka susun mempunyai komponen-komponen berikut :
1.
Identitas
2.
Standar Kompetensi (SK)
3.
Kompetensi Dasar (KD)
4.
Alokasi waktu 5. Indikator Ketercapaian
6.
Tujuan Pembelajaran
7.
Materi Pembelajaran
8.
Metode Pembelajaran 9. Kegiatan Pembelajaran
10.
Sumber Belajar
11.
Penilaian
Hasil observasi terhadap tindakan perbaikan siklus kesatu dengan menggunakan
Rubrik Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), nilainya mencapai 151,
yang berarti berada pada katagori sangat baik, dan hasil observasi dengan
menggunakan Rubrik Penilaian Aktivitas Guru Kelas dalam Proses Penyusunan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) selama Supervisi Pada Guru Kelas
Sekolah Dasar Negeri Cijoho, nilainya
mencapai 36, yang berati berada pada katagori sangat baik.
4.
Jawaban terhadap Rumusan Masalah
Bagian ini berisi hasil refleksi berkaitan dengan rumusan masalah yang telah
dikemukakan dalam Bab I.
a. Apakah Supervisi penyusunan RPP
pada kegiatan peningkatan kompetensi ICT Guru Kelas
Sekolah Dasar Negeri Cijoho
Kecamatan Tegalbuleud dapat meningkatkan kompetensi
pedagogik guru kelas dalam
menyusun RPP?
Jawaban
terhadap rumusan masalah pertama ini adalah ya, pemberdayaan Supervisi dapat
meningkatkan kompetensi pedagogik guru kelas dalam menyusun RPP. Hal ini
didasarkan pada hasil penilaian melalui Rubrik Penilaian Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) pada siklus 1 yang mencapai nilai 119, berada pada katagori
baik, dan hasil penilaian pada siklus kedua yang mencapai nilai 151, berada
pada katagori sangat baik. Kompetensi pedagogik guru kelas sekolah dasar negeri
Cijoho kecamatan Tegalbuleud kabupaten Sukabumi dalam menyusun RPP pada
kegiatan orientasi atau sebelum mengikuti tindakan perbaikan pada siklus kesatu
sangat terbatas. Berbeda dengan setelah mengikuti tindakan perbaikan melalui
dua siklus. Setelah mengikuti tindakan perbaikan pada siklus kesatu terlihat
ada peningkatan, dan lebih meningkat lagi setelah mengikuti tindakan perbaikan
pada siklus kedua. RPP yang mereka susun menjadi lebih lengkap dan sistematis.
b.
Bagaimanakah aktivitas guru kelas dalam menyusun RPP selama penyusunan
RPP pada kegiatan supervise guru kelas sekolah dasar negeri Cijoho kecamatan
RPP pada kegiatan supervise guru kelas sekolah dasar negeri Cijoho kecamatan
Tegalbuleud kabupaten Sukabumi ?
Aktivitas guru kelas dalam menyusun RPP selama kegiatan supervisi dari kegiatan orientasi, siklus kesatu dan siklus kedua meningkat makin baik. Hal ini didasarkan pada hasil penilaian melalui kedua rubrik, yang sesuai dengan spesifikasi rumusan masalahnya dijawab sebagai berikut :
Aktivitas guru kelas dalam menyusun RPP selama kegiatan supervisi dari kegiatan orientasi, siklus kesatu dan siklus kedua meningkat makin baik. Hal ini didasarkan pada hasil penilaian melalui kedua rubrik, yang sesuai dengan spesifikasi rumusan masalahnya dijawab sebagai berikut :
1)Bagaimana
guru kelas dalam mempersiapkan penyusunan RPP selama
penyusunan RPP pada kegiatan supervise guru kelas sekolah dasar negeri Cijoho
penyusunan RPP pada kegiatan supervise guru kelas sekolah dasar negeri Cijoho
Kecamatan Tegalbuleud?
Pada umumnya guru kelas sekolah dasar negeri Cijoho kurang mempersiapkan
sumber-sumber rujukan untuk menyusun RPP mata pelajaran yang diampunya. Hal ini
terlihat jelas saat kegiatan orientasi. Hasil pengamatan pada kegiatan tersebut
dengan menggunakan Rubrik Penilaian Aktivitas Guru kelas dalam Persiapan
Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Penyusunan RPP pada Kegiatan
Supervisi Guru Kelas Sekolah dasar negeri Cijoho Kecamatan Tegalbuleud
Kabupaten Sukabumi, menunjukkan hanya mencapai nilai tiga, yang berarti
tergolong cukup. Setelah teridentifikasi mengenai apa yang harus diersiapkan,
baru naskah sumber-sumber rujukan yang berupa permendiknas dan buku-buku yang
relevan dikeluarkan dari tas mereka. Pada saat tindakan perbaikan siklus kesatu
nilainya mencapai enam dan pada tindaan perbaikan siklus kedua nilainya
mencapai delapan. Pada tindakan perbaikan siklus kedua sesungguhnya tidak
memerlukan persiapan yang berarti, karena sudah dilakukan pada kegiatan
orientasi dan siklus kesatu.
2)
Bagaimana guru kelas dalam melaksanakan proses penyusunan RPP selama
penyusunan RPP pada kegiatan supervise peningkatan kompetensi ICT guru kelas sekolah
penyusunan RPP pada kegiatan supervise peningkatan kompetensi ICT guru kelas sekolah
dasar
negeri Cijoho kecamatan Tegalbuleud Kabupaten Sukabumi?
Dengan menggunakan penilaian melalui Rubrik Penilaian Aktivitas Guru dalam
Proses Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) selama Penyusunan RPP pada
Kegiatan Supervisi Peningkatan Kompetennsi ICT Guru Kelas Sekolah Dasar Negeri
Cijoho Kecamatan Tegalbuleud Kabupaten Sukabumi, diketahui bahwa pada siklus
kesatu mencapai nilai 30 atau tergolong baik, dan pada sikulus kedua mencapai
nilai 36, yang berati tergolong sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa
keterlibatan guru dalam kegiatan tersebut meningkat. Walaupun pada awalnya
mereka agak enggan karena membuat RPP itu membosankan, namun setelah mengetahui
bahwa pada RPP yang mereka susun terdapat banyak kekurangan, dan setelah
peneliti menempatkan diri sebagai nara sumber sesuai permintaan mereka untuk
menjelaskan berbagai kekurangan dan menje;askan petunjuk untuk melengkapinya,
mereka menjadi lebih antusias dan berusaha lebih keras untuk menyusun sendiri
RPP yang lengkap dan sistematis seperti yang mereka tunjukkan pada tindakan
perbaikan siklus kedua.
3) Kendala apa yang ditemukan guru
kelas dalam proses penyusunan RPP yang lengkap dan
sistematis selama penyusunan RPP pada kegiatan Superviisi Guru kelas Sekolah DasarNegeri Cijoho kabupaten Sukabumi?
sistematis selama penyusunan RPP pada kegiatan Superviisi Guru kelas Sekolah DasarNegeri Cijoho kabupaten Sukabumi?
Dari hasil wawancara (diskusi dan dialog) dengan guru-guru peserta kegiatan
penyusunan RPp melalui pemberdayaan Supervisi Guru Kelas, diperoleh keterangan
bahwa yang menjadi kendala dalam menyusun RPP yang lengkap dan sistematis
antara lain :
a)
Kurangnya sumber-sumber rujukan penyusunan RPP yang mereka miliki.
b)
Kurangnya pengetahuan tentang komponen-komponen RPP baik yang minimal sesuai
tuntutan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses, maupun
komponen-komponen tambahan yang bisa melengkapi RPP, sebagai akibat dari (1)
kurangnya sumber rujukan yang dimiliki (kendala pertama), dan (2) betapapun
mereka memilikinya, tapi mereka jarang atau tidak membacanya.
c)
Kurang kreatifitas untuk membuat RPP menurut pendapat sendiri dengan
menafsirkan langsung dari sumber rujukan.
d)
Kurangnya kegiatan bersama yang khusus menyusun RPP .
Jawaban-jawaban terhadap rumusan masalah ini menunjukkan bahwa belajar bersama
jika dikelola dengan baik memungkinkan pengalaman belajarnya diserap oleh
seluruh peserta (kooperatif, kolaboratif, bermakna). Untuk materi pembelajaran
yang memerlukan pemahaman yang sama, belajar bersama yang melibatkan kegiatan,
sharing, cooperative learning, diskusi dan sebagainya, memungkinkan materi
pelajaran tersebut dikonstruksi bersama. Prinsip saling asah dan saling asuh
pun terjadi dengan tak terasa. Prinsip inilah yang menunjukkan berlakunya teori
belajar konstruktivisme dalam kegiatan tersebut. Studi suatu Ilmu pengetahuan
secara bersama-sama memungkinkan dikonstruksi lebih cepat dan komprehensif,
dengan volume masukan yang besar pula (belajar bermakna).
BAB V
KESIMPULAN
DAN REKOMENDASI
A.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian mengenai Peningkatan Kompetensi Pedagogik Guru
kelas dalam Menyusunan RPP selama Penyusunan RPP pada Kegiatan Supervisi
Peningkatan Kompetensi Guru Kelas Sekolah Dasar Negeri Cijoho Kecamatan
Tegalbuleud Kabupaten Sukabumi, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1.Terjadi
peningkatan kompetensi pedagogic dalam menyusun RPP melalui
Supervisi pada kegiatan belajar mengajar guru kelas sekolah dasar negeri Cijoho
Supervisi pada kegiatan belajar mengajar guru kelas sekolah dasar negeri Cijoho
Kecamatan Tegalbuleud Kabupaten Sukabumi.
2.
Aktivitas guru dalam penyusunan RPP yang lengkap dan sistematis pada siklus
kedua
lebih baik daripada pada saat siklus kesatu.
lebih baik daripada pada saat siklus kesatu.
B.
REKOMENDASI
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari penelitian tindakan sekolah ini,
penulis merekomendasikan:
1.
Kepada Guru kelas sekolah dasar negeri Cijoho kecamatan Tegalbuleud :
a. Agar mengoptimalkan perannya
sebagai perencana, pengorganisir, dan penilai
pembelajaran yang handal.
Khusus dalam peran sebagai perencana pembelajaran, diharapkan bisa menjadi penemu
Khusus dalam peran sebagai perencana pembelajaran, diharapkan bisa menjadi penemu
model rencana pembelajaran baru yang lebih efektif.
b.
Agar rajin menghadiri kegiatan KKG guna menjadikannya sebagai forum sharing
pengetahuan bersama guru kelas.
pengetahuan bersama guru kelas.
c. Agar terus mengembangkan
kompetensi pedagogiknya, baik melalui pendidikan formal, informal, maupun non
formal atas keinginan sendiri atau saat disertakan dalam kegiatan-kegiatan
pengembangan profesi dalam jabatan (in service training) berbagai kegiatan
diklat, seminar, workshop dan lain-lain.
2.
Kepada Pengawas SD dan Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Tegalbuleud :
Agar memfasilitasi guru kelas yang jadi bawahannya untuk aktif dalam kegiatan
KKG guna meningkatkan kompetensi pedagogiknya, termasuk dalam penyusunan RPP
mata pelajaran yang diampunya. Kemampuan pedagogik yang meningkat akan berimbas
pada peningkatan mutu pendidikan di sekolah.
3. Kepada Dinas Pendidikan Kabupaten
Sukabumi, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dan Depdiknas Agar lebih sering
memfasilitasi kegiatan KKG Guru Kelas, baik mengikutsertakan dalam berbagai
diklat pendidikan, memberikan bantuan dana guna menghidupkan organisasi KKG,
dan lain lain yang menunjang jalannya organisasi guru kelas ini, mengingat
manfaat yang diperoleh oleh guru, sekolah dan akhirnya siswa yang menjadi
customer pendidikan, disamping meningkatkan mutu pendidikan di Sekolah Dsar
Negeri Cijoho Kecamatan Tegalbuleud dan
di Indonesia pada umumnya.
DAFTAR
PUSTAKA
BSNP.
(2007). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun
2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Jakarta : BSNP.
Depdiknas.
(2003). Revitalisasi Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). Jakarta : Program
Pendidikan Menengah Umum.
Depdiknas.
(2008). Pedoman Penelitian Tindakan Sekolah (School Action Research)
Peningkatan Kompetensi Supervisi Pengawas Sekolah SMA / SMK. Jakarta : Dirjen PMPTK.
Makmun,
Abin Syamsudin. (2005). Psikologi Kependidikan, Perangkat Sistem Pengajaran
Modul. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Panitia
Pelaksana Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Rayon 10 Jawa Barat. (2009).
Bahan Ajar Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG), Pengawas. Bandung :
Universitas Pendidikan Indonesia.
Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 Tentang
Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Sagala,
H. Syaiful. (2006). Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung : Alfabeta.
Sudjana,
H. Nana. (2009). Penelitian Tindakan Kepengawasan, Konsep dan Aplikasinya bagi
Pengawas
Sekolah. Jakarta : Binamitra Publishing.
Sekolah. Jakarta : Binamitra Publishing.
Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
1 komentar:
bagus....bisa buat referensi..
:)
Posting Komentar