Senin, 10 Desember 2012

Lamunan Anak Pinggiran

Hari ini Sabtu tanggal 8 Desember 2012 jam 13.00 WIB,saya duduk dipojok tempat biasa saya melepas lelah,sebuah ruang perpustakaan multi guna.Dikatakan multi guna karena diruang perpustakaan ini kuletakan meja kerja,kursi tamu sementara didinnding berjejer rak buku tempat buku perpustakaan,terdapat juga bak tenis meja tempat anak-anak main tenis meja,disudut menumpuk dus-dus alat peraga membuat pemandangan dan suasana sumpek.Saat ini suasana sudah sepi,Anak-anak dan guru sudah pulang,sementara saya belum bisa
pulang karena saya sedang menunggui dua orang pekerja yang tengah mengerjakan pemasangan keramik program rehabilitasi kelas DAK 2012,biasanya yang mengawasi pekerja adalah Ketua Komite Sekolah sebagai mandor,namun saat ini Ketua Komite sedang berbaring sakit keras baru sehari pulang dari Rumah Sakit Hermina Sukabumi,sehingga mengawasi pekerja sudah kulakukan selama 5 hari semenjak Ketua Komite jatuh sakit keras.
Jam 13.30 tiba-tiba langit mendung disusul hujan deras disertai angin kencang dan gemuruh guntur bersahutan,saya segera masuk dan duduk dikursi tamu sendirian,suasana membawa fikiranku melayang jauh ke tempo 22 tahun yang lalu,tepatnya pada tahun 1989 saya pertama masuk di SDN Cijoho sebagai Tenaga Sukwan.Waktu itu yang memotivasiku untuk menjadi Tenaga Sukarelawan adalah Pak Yanyan Irianto Guru kelas VI SDN Cijoho,berkat dia aku diterima oleh Pak Endang Sunarya sebagai Kepala SDN Cijoho pada saat itu.Pertama menjadi Sukwan saya diberi tugas percobaan sebagai Pembina Pramuka,sebulan melewati masa percobaan selanjutnya saya pun diberi kepercayaan memegang kelas dan mengajar kelas.Saya diberi kepercayaan memegang kelas IV.Saya masih ingat waktu itu kelas 1dan II dipegang oleh Kepala Sekolah,kelas III oleh Ibu Popon,kelas IV oleh saya,kelas V oleh Pak Kusnadi,dan kelas VI oleh Pak Yanyan Irianto.Satu tahun menjadi tenaga Sukwan di SDN Cijoho tepatnya pada tahun 1990 saya menikah dengan seorang perempuan yg bertempat tinggal tidak jauh dari SDN Cijoho.Ketika saya menikah maka mulailah belajar hidup mandiri,saya pun segera membawa istri menempati tempat yang diberikan oleh Kepala Sekolah,yakni sebuah kamar di samping rumah Kepala Sekolah,sebuah ruangan berukuran 2,5 m x 5 meter.Meski sempit namun membuatku nyaman untuk belajar hidup mandiri.Alhamdulilah satu tahun menikah tepatnya tahun 1991 saya diangkat menjadi CPNS dan pada tahun 1993 menjadi PNS di SDN Cijoho.Hari-hari kulalui penuh aktivitas dengan semangat.Tahun 1997 saya sempat mutasi ke SDN Cibeureum,tahun 1997 mutasi ke SDN Sukasari namun ditahun itu pula saya kembali mutasi ke SDN Cijoho.Pada tahun 1999 saya mutasi ke SDN Karanganyar dan pada tahun 2010 saya dipromosikan dan diangkat menjadi Kepala SDN Caringin.Pada tgl 30 Juni 2011 saya dimutasikan kembali ke SDN Cijoho. Ini merupakan penempatan yang ke 4 kalinya ke SDN Cijoho.Hingga saat ini hari Sabtu tgl 8 Desember 2012 saya menjadi Kepala SDN Cijoho.Saat ini saya benar2 teringat Pak Endang Sunarya yang sudah pindah ke Garut,Pak Yanyan yang sudah menjadi pengawas di Nagrak,Pak Kusnnadi yang sudah menjadi Kepala SD Malangbong hanya Bu Popon yg mesih menjadi Guru di SDN Cijoho dan bulan ini mulai Pensiun.
 Saya bersyukur pada Allah SWT saat ini SDN cijoho telah berubah tidak seperti 22 tahun silam,ketika itu hanya memiliki 4 ruang kelas tanpa ruang guru dan kantor,jumlah gurunya 4 orang dengan jumlah siswa kurang dari 100 orang,namun saat ini SDN Cijoho telah memiliki 6 ruang belajar,1 ruang guru,1 ruang perpustakaan,4 Guru PNS dan 5 TKS dengan jumlah siswa 153 orang.Pada saat ini Alhamdulilah melalui DAK 2012 kami mendapat rehabilitasi 1 ruang kelas yang pengerjaannya hampir rampung.
Waktu telah menunjukan jam 17.00 WIB,hujan belum reda malah semakin deras,saya beranjak dari tempat duduk dan berdiri dibalik kaca jendela,diluar air membanjiri halaman sekolah yang terlihat menjadi kubangan air,aku berfikir apakah setiap musim penghujan pemandangan harus seperti ini.Saya menjerit dalam hati Ya Allah andai kau beri aku harta yang melimpah ingin rasanya saya menyisihkan harta untuk membangun Paping Blok sehingga halaman sekolah tidak menjadi kubangan air,ingin ku bangun pagar halaman sekolah yg megah sehingga nampak indah,namun apa dayaku ya Allah saya hanya anak pinggiran yang tak memiliki harta untuk makan keluargapun saya kadang cari pinjam teman dan sahabat,bagaimana mungkin dapat membangun semua itu.Haruskah saya pasrah pada keadaan?.Harapan tinggal harapan saya hanya bisa berdo'a semoga melalui Do'a petang ini Allah SWT mengetuk hati para pejabat dan pemegang program yg sempat membaca "LAMUNAN ANAK PINGGIRAN"ini tergerak hati untuk mempertimbangkan harapan saya,alangkah senangnya saya bila ketika masa tugas saya ataupun tugas orang lain kelak di SDN Cijoho ini telah terpasang Paping Blok dan Pagar Halaman sekolah yang kuat dan megah.
Jam 17.45 hujan masih tetap deras sedangkan istreri telah telpon mengkhawatirkan dari rumah,Saya pun segera lari menuju rumah tetangga untuk meminjam mantel karena saya gak punya mantel,kebetulan tetangga punya dan memberi pinjaman.Menjelang magrib dibawah hujan deras segera kuhidupkan motor bututku dibawah guyuran hujan deras saya pulang sambil membawa lamunan.Ya Allah ya Rahman Manusia hanya punya keinginan engkau pula yang mengabulkan,semoga lamunanku menjadi Do'a tulus kepada Mu,Amin!.




1 komentar:

muhammad faiq mengatakan...

Pengalaman hidup yang menarik, Pak. Salam kenal.